Judul: Sebuah seni untuk bersikap bodo amat. Penulis : Mark manson. Penerjemah :F.wicaksono. Tahun terbit :2018. Tebal buku :246 halaman. Buku ini menceritakan tentang Harles Bokowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan,pejudi kronis,kasar,kikir,dan tukang utang.Ia bercita-cita menjadi seorang selalu di Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMATJudul asli The subtle art not giving f*ckJudul Sebuah seni untuk bersikap bodo amatPenulis Mark mansonPenerjemah terbit 2018Tebal buku 246 halamanBuku ini menceritakan tentang Harles Bokowski seorang pecandu alkohol senang bermain perempuan,pejudi kronis,kasar,kikir,dan tukang bercita-cita menjadi seorang Bukowski selalu di tolak oleh hampir setiap majalah,tetapi hal tersebut tidak membuat nya menyerah ia tetap menulis dan membuat puisi. Tumpukan kertas-kertas semakin menggunung yang berisi penolakan,cacian,tentang puluh tahun berjalan tanpa arti hampir seluruh waktunya dalam bayang-bayang alkohol,narkoba,judi,dan pelacuran,hingga pada usia 50 tahun seorang editor di sebuah penerbitan menaruh minat yang aneh terhadap dirinya. Sampai akhirnya ia sukses dengan judul novel pertama post office 'Didedikasikan untuk tak seorang pun'. Popularitasnya melampaui harapan setiap orang. Walaupun ia sudah sukses ia tetap menjadi dirinya sendiri minum alkohol,menggunakan narkoba,main perempuan dan lain sebagainya. Sukses tidak mengubah hidupnya menjadi pribadi yang lebih cuek dan masa bodoh adalah cara sederhana untuk mengrahkan kembali ekspetasi hidup dalam memilih apa yang penting karna pada intinya hidup hanyalah rentetan masalah yang tidak ada ujungnya. Novel ini adalah kisah nyata dari hidupnya yang selalu di terpa oleh kencangnya badai dan karena itulah ia menjadi semakin kuat dalam meraih mengapa bersikap bodo amat adalah kunci untuk menyelamatkan diri dan dunia,dengan tidak mengambil pusing ketika mempunyai masalah dan merasa buruk. Itu artinya kamu sudah memutus lingkaran juga menjadi alasan kenapa kita harus bersikap cuek dan bodo amat karena kita dan orang yang kita kenal akan meningal suatu saat karena itu jika kita memperdulikan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang maka hidup kita akan dari novel ini yaitu judul yang sangat menarik dan isi yang sedikit absurd atau nyeleneh tetapi menginspirasi dan membuat siapapun yang membacanya akan berfikir dua kali jika akan melakukan sesuatu karena teringat kembali beberapa penggalan kalimat atau kata yang berada didalamnya. Kekurangan nya terdapat kalimat yang tidak dimengerti dan terdapat sub-bab yang bahasan nya kurang komplit atau tidak klimaks. Lihat Hobby Selengkapnya SebuahSeni untuk Bersikap Bodo Amat (2018) menjelaskan kunci agar Anda menjadi lebih kuat dan lebih bahagia. Di dalam buku ini, Anda akan mendapatkan pemahaman tentang sumber kekuatan yang paling nyata, yaitu mengetahui batasan-batasan yang ada dalam diri dan menerimanya. Sehingga Anda mampu menghadapi kenyataan-kenyataan dan mulai menemukan
Tahun 2023 dan novel menjadi ikon baru bagi kebanyakan orang, karena novel menjadi media bagi mereka untuk mengekspresikan sisi lain dari diri mereka. Novel dapat menjadi sebuah seni bagi mereka yang menyukai hal-hal baru dan ingin mengungkapkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Untuk itulah, novel telah menjadi cara bagi mereka untuk mempraktikkan cara hidup mereka yang bodo Yang Dimaksud Dengan Bodo Amat?Bodo amat adalah sebuah istilah yang menggambarkan sikap seseorang yang tidak peduli atau menghiraukan hal-hal yang tidak penting. Ini adalah sebuah sikap yang mengabaikan segala macam aspek kehidupan, seperti kekayaan, kemungkinan, atau kesuksesan. Orang-orang yang mempraktikkan bodo amat seringkali merasa tidak terpengaruh oleh aspek-aspek kehidupan yang dianggap biasa-biasa saja. Mereka ingin tetap berada di luar jangkauan sistem dan norma-norma yang Novel Bisa Membantu Orang Untuk Mempraktikkan Bodo Amat?Novel dapat menjadi alat yang dapat membantu seseorang untuk mengekspresikan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Novel dapat menjadi tempat untuk mengekspresikan sikap mereka yang tidak peduli akan hal-hal yang tidak penting dan tidak berpengaruh. Dengan novel, orang dapat menggambarkan pengalaman mereka dengan aspek kehidupan yang dianggap biasa-biasa saja. Novel juga dapat membantu orang untuk mengungkapkan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo Sebagai Alat Penyampaian PesanNovel juga dapat menjadi alat penyampaian pesan bagi mereka yang ingin mengekspresikan sikap bodo amat mereka. Dengan novel, orang dapat menyampaikan pesan yang berbeda dari yang biasa ditemui. Novel dapat menjadi alat yang dapat menyampaikan pesan yang berbeda tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Dengan novel, orang dapat mengungkapkan ide-ide yang berbeda dari yang biasa Membuat Novel Yang Menggambarkan Sikap Bodo AmatMembuat novel yang menggambarkan sikap bodo amat tidak semudah yang dibayangkan. Membuat novel yang benar-benar menggambarkan sikap bodo amat memerlukan kreativitas dan keahlian dalam menulis. Ketika membuat novel, orang harus benar-benar menyadari bagaimana cara hidup bodo amat. Mereka juga harus menyadari bahwa novel mereka harus menyampaikan pesan yang jelas tentang cara hidup bodo amat. Novel harus memiliki karakter yang kuat dan narasi yang jelas untuk menyampaikan pesan tentang bagaimana cara hidup bodo Sebagai Salah Satu Sarana Untuk Mengungkapkan Ide-Ide BaruNovel juga dapat menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan ide-ide baru. Dengan novel, orang dapat mengungkapkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dengan novel, orang dapat menciptakan dunia baru yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Selain itu, dengan novel, orang dapat mengekspresikan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Dengan novel, orang dapat menciptakan sebuah dunia baru yang penuh dengan kreativitas dan Sebagai Sebuah Metode Untuk Mengungkapkan Sikap Bodo AmatNovel juga dapat menjadi sebuah metode untuk mengungkapkan sikap bodo amat. Dengan novel, orang dapat melakukan hal yang benar-benar baru dan mengekspresikan ide-ide mereka yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Novel dapat menjadi cara bagi orang untuk mempraktikkan cara hidup mereka yang bodo amat. Dengan novel, orang dapat mengekspresikan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Dengan novel, orang dapat menciptakan sebuah dunia baru yang penuh dengan kreativitas dan Sebagai Sebuah Bentuk SeniNovel juga dapat dianggap sebagai sebuah bentuk seni. Dengan novel, orang dapat mengekspresikan sesuatu yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Novel dapat menjadi sebuah bentuk seni bagi mereka yang menyukai hal-hal baru dan ingin mengungkapkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Dengan novel, orang dapat menciptakan sebuah dunia baru yang penuh dengan kreativitas dan inovasi. Novel juga dapat menjadi cara untuk mempraktikkan cara hidup mereka yang bodo adalah sebuah seni yang dapat membantu orang untuk mengekspresikan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Dengan novel, orang dapat menciptakan sebuah dunia baru yang penuh dengan kreativitas dan inovasi. Novel juga dapat menjadi sebuah alat penyampaian pesan bagi mereka yang ingin mempraktikkan cara hidup bodo amat. Dengan novel, orang dapat mengungkapkan ide-ide mereka tentang bagaimana cara hidup bodo amat. Novel juga dapat menjadi sebuah bentuk seni bagi mereka yang menyukai hal-hal baru dan ingin mengungkapkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.
5 Harus bisa menolak godaan yang datang menghampiri. Penolakan di sini berarti kita harus bisa mengendalikan diri kita ke arah yang lebih baik. Jangan mudah terbawa arus kehidupan yang berisi hedonisme dan konsumerisme. Yang bergantung pada kita adalah nilai-nilai yang sudah kita seleksi dalam pengalaman kehidupan. Judul Asli The Subtle Art Of Not Giving F*ck Judul Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Penulis Mark Manson Penerjemah F. Wicaksono Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Cetakan ke-3 Tahun Terbit 2018 Tempat Terbit Jakarta ISBN 978-602-452-698-6 Tebal 246 halaman Harga Rp Rating ⭐ Awal membaca judul buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat atau The Subtle Art Of Not Giving F*ck, saya langsung mengerutkan kening dan berpikir bahwa buku ini memakai kata-kata yang cenderung vulgar, kasar f*uck, dan tidak memberi nilai-nilai dan pengaruh yang baik dalam diri. Lantas apa yang membuat buku tulisan Mark Manson tahun 2016 ini dikategorikan ke dalam buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail? Ketika saya menjelajahinya, saya baru menemukan jawabannya. Saya mendapati nilai-nilai kehidupan yang selama ini saya cari dan/atau nilai yang sebenarnya saya rasakan tetapi saya menolak untuk menyadari dan bahkan berusaha untuk mengingkarinya. Kesan itulah yang saya dapatkan dari membaca buku tersebut dan membuat saya ingin berbagi secuil dengan Anda, sahabat blogger. 😊 Judul buku ini menarik dan anti mainstream. Mungkin itu salah satu daya tarik yang membuat orang-orang termasuk saya berminat membacanya. Amat jarang bukan, terdapat buku yang membahas tentang sikap bodo amat. Beberapa buku self improvement justru menyarankan kita untuk selalu peduli, peduli terhadap sesama manusia, peduli terhadap lingkungan, peduli dengan berita yang sedang viral dan hangat dibicarakan agar tidak tertinggal, dan sebagainya. Akan tetapi, buku ini justru mengajak kita untuk bersikap bodo amat. Buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat merupakan sebuah buku tentang menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita dan melepaskan segala hal lainnya. Saat ini masyarakat menjadikan media sosial sebagai ajang pamer. Kemudian dari hal tersebut lahirlah generasi manusia yang percaya bahwa memiliki pengalaman negatif rasa cemas, takut, bersalah adalah sesuatu yang sangat tidak baik. Ketika melihat feed Facebook, kita akan menjumpai bahwa setiap orang di sana menjalani saat yang menyenangkan sehingga seakan-akan kita akan merasa dibombardir dengan 350 gambar orang-orang yang benar-benar gembira, seperti menikah, berlibur, dan sebagainya. Sementara itu, kita terjebak di rumah. Kita mau tidak mau berpikir bahwa hidup kita sepuluh kali lebih menyebalkan dari yang semua kita kira. Pada akhirnya, kita merasa bersalah atas rasa salah itu sendiri. Kita jadi marah gara-gara amarah yang menyulut. Lalu apa yang salah dengan diri kita? “Inilah mengapa, bersikap masa bodoh, adalah kuncinya. Inilah alasan mengapa itu menyelamatkan dunia. Dan kuncinya adalah jika kita bisa menerima bahwa dunia ini benar-benar keparat dan itu tidak apa-apa, karena memang seperti itu, dan akan seperti itu adanya. Dengan tidak ambil pusing ketika Anda merasa buruk, berarti Anda memutus Lingkarang Setan; Anda berkata pada diri sendiri, Saya merasa sangat buruk, tapi terus kenapa! Apa pedulimu? ” –hlm 9 Lebih lanjut, Manson memaparkan yang dimaksud dengan bodo amat. “Masa bodo atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.” -hlm 14 Kematian menjadi alasan mendasar mengapa kita harus bodo amat. Kita dan setiap orang yang kita kenal akan meninggal suatu saat nanti. Dan dalam waktu yang singkat itu perhatian yang kita miliki terbatas dan sangat sedikit. Oleh karena jika kita memedulikan setiap hal dan setiap orang tanpa pertimbangan atau pilihan yang matang maka hidup kita tentu akan kacau. Kekuatan buku ini terletak pada isinya. Isinya sangat padat dan terkesan nyleneh, tidak seperti buku pengembangan diri pada umumnya. Ketika membaca buku pengembangan diri, kita akan termotivasi dan merasa baik. Namun, berbeda saat membaca buku Manson, kita akan dibuat tertawa, mengernyitkan dahi, mendengus, dan mungkin menangis. Marson mempercayai tentang hukum berkebalikan milik filsuf Alan Wates. Menginginkan pengalaman positif adalah sebuah pengalaman negatif, menerima pengalaman negatif adalah sebuah pengalaman 10 Inti dari ungkapan tersebut adalah semakin kita berusaha semakin baik setiap saat, kita justru akan merasa semakin tidak puas karena mengejar sesuatu hanya akan meneguhkan fakta bahwa pertama-tama kita tidak baik. Marson memberi contoh ketika kita semakin mati-matian berusaha ingin kaya, kita justru akan merasa semakin miskin dan tidak berharga. “…..filsuf eksistensial Albert Camus mengatakan, Anda tidak akan pernah bahagia jika Anda terus mencari apa yang terkandung di dalam kebahagiaan. Anda tidak akan pernah hidup jika terus mencari arti kehidupan. Atau dengan kata lain Jangan berusaha.” -hlm 11 Seperti yang saya katakan sebelumnya, buku ini anti mainstream. Jika kita pernah membaca buku pengembangan diri, kita sering menjumpai kata-kata bahwa Anda istimewa!’, Tetaplah menjadi pribadi yang positif!’, Anda luar biasa!’, Jangan Menyerah!’, dan seterusnya. Sebaliknya, di buku Manson kita akan disuguhkan dengan kata-kata yang mungkin tidak ingin kita dengar dan mengakuinya bahwa Anda tidak istimewa!’, Jangan berusaha!’, Kebahagiaan itu masalah’, dan lain-lain. Selain itu, dalam buku-buku self-improvement juga sering kali kita jumpai mengenai kiat-kiat untuk hidup bahagia dan sukses. Di buku ini, kita akan mendapati hal yang sebaliknya, kita akan ditampar dengan pertanyaan yang tidak pernah disadari sebagian besar orang. Bukan pertanyaan Apa yang ingin Anda raih dalam kehidupan ini?’ melainkan pertanyaan, Rasa sakit apa yang Anda inginkan dalam hidup Anda?’, Rasa sakit apa yang ingin Anda tahan?’, Apa yang membuat Anda berjuang?’, Derita apa yang ingin Anda hadapi?’. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu penting karena akan menjadi apa hidup kita nantinya. Inilah pertanyaan yang dapat mengubah sebuah sudut pandang, sebuah kehidupan. Inilah yang menentukan pribadi kita dan yang membedakan kita, serta yang pada ujungnya menyatukan lagi kita semua. Manson mencontohkan rasa sakit atau penderitaan yang dimaksud, seperti adanya kenyataan bahwa sebagian besar orang ingin mendapatkan posisi puncak di perusahaan dan mendapatkan banyak uang namun tidak banyak orang bersedia menderita selama 60 jam minggu kerja, perjalanan pergi pulang kantor yang jauh, dan berkas kerja yang memuakkan. Pada kenyataannya jalan setapak menuju kebahagiaan adalah jalan yang penuh dengan tangisan dan rasa malu. “Anda harus menentukan pilihan. Anda tidak mungkin memiliki hidup yang bebas dari rasa sakit. Hidup tidak bisa selalu mekar seperti mawar, dan fantastis seperti unicorn. Pertanyaan tentang kenikmatan tergolong mudah karena hampir semua orang punya jawaban serupa”. -hlm 44 Lebih dari sekedar buku panduan praktis untuk memilih mana yang harus diprioritaskan dalam hidup. Di buku ini, saya juga menemukan realitas yang sangat jujur, tidak mengenai kebahagiaan, melainkan rasa sakit, ketakutan, harapan, dan kepastian yang kita terima untuk sukses dan bahagia. Manson menarik kita keluar dari khayalan dan penyangkalan. Dia memaksa kita untuk tidak hanya melihat dan bersembunyi dari kepahitan, tetapi juga menerimanya. Seperti pembahasan mengenai berfikir positif. Dalam bukunya, Mark memasukkan sikap tetap berpositif ke dalam nilai-nilai sampah. “Meskipun ada sebuah ungkapan apa pun yang terjadi, tetaplah optimis, sejatinya, kadang hidup menyebalkan dan hal paling sehat untuk dilakukan adalah mengakuinya”.-hlm 98 Tidak sedikit orang yang mengukur hidupnya dengan sejauh mana mereka mampu untuk selalu berpikir positif, seperti ketika kehilangan pekerjaan. Kita berpikir ini bagus dan peluang untuk mengeksplorasi bakat dan minat. Begitupun ketika suami selingkuh. Kita akan berpikir bahwa ini sebagai pembelajaran kalau suami sangat berharga. Manson mengatakan “Saat kita memaksa diri kita untuk tetap positif sepanjang waktu, kita mengingkari kalau keberadaan masalah itu. Dan ketika kita menyangkal masalah kita, kita menihilkan kesempatan kita untuk menyelesaikan masalah dan menjadi bahagia. Permasalahan membuat hidup kita lebih bermakna dan penting. Karena itu menghindari masalah justru menuntun kita kepada suatu kondisi yang hampa makna bahkan meskipun di satu sisi menyenangkan”.- hlm 100 Perlu diketahui bahawa buku self improvement ini diperuntukkan untuk kalangan dewasa 17+ karena ciri khas gaya bahasa Manson yang memang terkesan kurang sopan dan tidak sepatutnya dibaca anak-anak. Selain itu, bahasannya juga cukup berat, mengenai permasalahan orang dewasa yang cukup kompleks. Manson menggunakan sudut pandang yang tidak biasa sehingga jika tidak benar-benar memahami maksud sebenarnya, kita akan mengalami sesat pikir. Namun, jangan khawatir, Manson membungkus tulisannya yang mendalam dan berat dengan cerita humor yang cadas dan menghibur. Ia juga membagikan pengalaman dirinya sendiri dan tokoh-tokoh. Hal itu semata-mata agar dapat membantu para pembacanya memahami tulisannya. Adapun kelemahan dari buku ini adalah beberapa sub-bab bahasan tidak ada klimaks alias kurang mendetail. Selain itu, juga terdapat struktur bahasa yang kurang bagus red. terjemahan dan kesalahan penulisan typo—mengingat buku yang saya pegang sudah cetakan ke-3—sehingga mengganggu kenyamanan pembaca. Kemudian, jika sebelumnya Anda membaca buku lain mengenai pengembangan diri, Anda akan menjumpai kertas yang berwarna-warni, gambar, atau ilustrasi yang berkaitan dengan materi. Akan tetapi, dalam buku ini tidak ada, padat tulisan sehingga hal itu dapat membuat jenuh saat membacanya. Terlepas dari kekurangannya, buku ini sangat cocok bagi Anda yang susah untuk fokus, terlalu memikirkan perkataan orang lain, takut salah, takut mengambil resiko, terlalu peduli dengan masalah orang lain hingga membuat Anda jatuh dan depresi. Membaca dan memahami buku ini akan membantu Anda untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang berbeda. Selain itu, buku ini juga saya rekomendasikan untuk orang-orang yang hidupnya terbilang baik-baik saja dan aman. Keluarlah dari lingkaran setan Anda dan menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan! Pada akhirnya, seperti kata Manson, “Buku ini tidak akan mengajari Anda bagaimana cara mendapat atau mencapai sesuatu, namun lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi. Ini akan mengajari Anda untuk membuat investaris kehidupan Anda dan menyortir hal-hal yang paling penting saja. Ini akan mengajari Anda untuk memejamkan mata dan percaya bahwa Anda bisa menjatuhkan diri ke belakang dan tetap baik-baik saja”. -hlm 24. Apakah buku ini hanya sekedar bualan? Saya berharap Anda dapat menemukan jawabannya. Selamat membaca dan selamat menyelami rasa sakit Anda! 🙂
SebuahSeni untuk Bersikap Bodo Amat adalah buku pertama karya Mark Manson, seorang narablog kenamaan dengan lebih dari 2 juta pembaca. Ia tinggal di kota New York.. Sejarah Penerbitan. Buku ini diterbitkan pertama kali dalam versi aslinya oleh percetakan HarperOne, sebuah divisi dari HarperCollins Publishers, dan dirilis pada 13 September 2016. Pada Januari 2019, lebih dari 3 juta salinan
Bedah Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” Buku – Sikap bodo amat atau biasa dikenal dengan istilah cuek, kerap kali dianggap tidak mau peduli, tak ingin memerhatikan, bahkan bisa saja enggan untuk bersepakat. Adakalanya juga memiliki rasa bodo amat diperlukan untuk lebih menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya, daripada berpikir terlalu susah tentang masalah A, hadapi dengan berani atau lebih baik cuek dengan persoalan tersebut dan cari solusi lainnya. Namun, siapa sangka dengan bersikap bodo amat malah mengantarkan kepada penjualan terbaik pada sebuah buku, hasil karya Mark Manson. Tentang Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” Judul buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat "Pendekatan yang Waras Demi Menjalani Hidup yang Baik" Judul Asli The Subtle Art of Not Giving a F*ck A Counterintuitive Approach to Living a Good Life Jumlah halaman 256 terdiri dari 9 bab Pengarang Mark Manson Cetakan Lebih dari 32 kali Tahun terbit 2018 Penerbit Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia Harga buku Rp Alih Bahasa F. Wicakso Penyunting Adinto F. Susanto Mungkin sudah banyak yang mengulas atau meresensi buku best seller Mark Manson ini. Oleh karenanya, saya akan mereview buku sebuah seni untuk bersikap bodo amat secara garis besarnya saja. Singkat cerita mengenai buku ini berisi tentang bagaimana pengembangan diri kita untuk bisa lebih apa adanya, tidak terlalu muluk-muluk, dan berbahagia. Mungkin untuk dapat lebih menghargai diri dengan tidak perlu memusingkan hal-hal yang tidak penting. Bedah Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” Saya berkesempatan untuk hadir di acara “Bedah Buku, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat” yang berlangsung di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, pada hari Jumat lalu, tidak menyangka bahwa ternyata kupas tuntas buku ini cukup mendalam dengan narasumber yaitu Bapak Indra Gunawan Masman, MBA. Beliau yang pernah menjabat sebagai editor di Kompas Daily selama 11 tahun itu menyampaikan bahwa perkembangan dunia cetak ada penerbitan majalah, koran dan buku. Menurut pengamatannya dunia buku sedang menggeliat. Dunia buku lebih bagus daripada majalah dan koran. Sebab buku bisa bagus karena konten, multi platform, multi konten, multimedia, dan tidak perlu menggunakan iklan. Oleh karenanya bisa dikatakan tepat sasaran bagi Mark Mansion untuk menerbitkan sebuah buku yang telah best seller ini. Hmm, saya saja yang kelilingan di Gramedia Matraman antusias melihat jajaran buku dimana karya Mark Mansion ini dalam terjemahan bahasa Indonesia berada di “Buku Rekomendasi”, sedangkan dalam versi bahasa aslinya berada di rak “Best Seller Import Books”. Buku dalam versi bahasa asli berada di rak nomor 2 buku best seller Dalam buku terjemahannya berada di nomor 5, rak buku rekomendasi “Ciri-ciri buku yang laku yaitu buku yang menentang pakem, atau bisa dikatakan buku yang melawan hal-hal yang mainstream. Buku ini membawa hal yang negatif menjadi positif, sehingga jangan melulu harus positif. Intinya jangan menuntut seseorang menjadi orang yang berbeda,” terang Pak Indra. Pada kesempatan yang sama, hadir pula Mas Adinto yang merupakan editor dari buku terjemahan Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Editor akuisisi dari penerbit Grasindo ini menyampaikan kita harus lebih dewasa bahwa dalam pemilihan judul tidak selalu diidentikkan dengan nyentrik. Buku ini sangat spesial, baik pada saat serius menerangkan maupun humornya. Hal yang sependapat diungkapkan oleh Bapak Indra, bahwa dalam melihat judul buku ini bisa dibaca dengan teliti. Jangan langsung mengartikan bahwa bodo amat berarti apatis. Padahal bodo amat dalam buku ini tidak mengajarkan malas, tapi tetap semangat menjalani hidup. Jadi tetap fokus terhadap hal-hal prinsipil sehingga tidak selalu menyalahkan orang lain bila terjadi kegagalan. Dari hal di atas, saya pun menyimpulkan bahwa dalam melihat sebuah buku yang pertama kali tampak biasanya adalah judulnya, kemudian kita bisa meneliti lebih jauh kenapa judulnya seperti itu, latar belakang penulisnya, blurb belakang bukunya. Lalu gali mendalam mengenai isinya, ambil yang dapat dijadikan pelajaran bermanfaat sehingga tetap mendapat hikmah dari sebuah buku.
Buku'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat' merupakan alih bahasa dari 'The Subtle Art Of Not Giving F*ck', karya pertama dari Mark Manson pada tahu 2016. Sementara di Indonesia sampai bulan ini sudah mencapai cetakan yang ke-19, dan buku ini baru terbit pada bulan Februari 2018. Pada Intinya, buku 'Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
2q4yAGx.
  • dej0xr63g5.pages.dev/96
  • dej0xr63g5.pages.dev/346
  • dej0xr63g5.pages.dev/318
  • dej0xr63g5.pages.dev/391
  • dej0xr63g5.pages.dev/204
  • dej0xr63g5.pages.dev/130
  • dej0xr63g5.pages.dev/377
  • dej0xr63g5.pages.dev/200
  • dej0xr63g5.pages.dev/205
  • unsur intrinsik novel sebuah seni untuk bersikap bodo amat